Posts

Jadi, liburan itu buat apa?

Liburan sekolah sudah usai tepat di hari ini, karena besok, 15 juli sudah beraktifitas kembali. Untuk saya yang seorang guru (abal-abal) besok adalah momen kembali kesekolah untuk bertemu dengan anak-anak didikku. wah senang sekali rasanya, kembali bersua setelah sekian lamanya. Untuk catatan, libur kali ini memang saya curang dengan mengambil libur dari sebelum waktunya. Sejak dari tanggal 5 bulan lalu, saya sudah memutuskan libur dahulu karena memang ada hal yang harus disembuhkan. Ternyata, diwaktu penyembuahan ini, saya merasa suntuk sekali karena gak bisa liburan kemanapun, harus benar-benar memulihkan diri dirumah. Maka, tgl 15 Juli akhirnya menjadi tanggal yang ditunggu-tunggu. "ah, masih mending ngajar, masuk sekolah, dibanding waktu libur juga percuma dirumah saja." Pikir saya waktu itu. Tapi, saya salah. waktu terus melesat cepat sekali berlalu, dan besok tibalah waktunya. Kalo boleh jujur. Sekarang saya malah butuh liburan itu. karena selama ini benar-benar hanya d

Resep Nasi Kebuli Indomie

Image
Resep Nasi Kebuli Indomie Bahan 1. 5 bungkus indomie rasa kebuli, ambil semua bumbunya saja 2. 250gr ayam 3. 1 buah timun Bahan ungkep ayam 1. 2 bungkus bumbu mie indomie kebuli+minyaknya 2. 1 sdt gula aren 3. 1sdt kecap manis Bahan masak nasi 1. 400gr beras basmati cuci bersih 2. 2 bungkus bumbu indomie, 2 bungkus minyaknya, dan 4 bungkus kismisnya 3. sereh 2 ruas 4. Daun salam 2 lembar 5. kapulaga 3 buah Bahan Sambel 1. Cabai rawit merah 7 buah 2. Bawang merah 4 3. Bawang putih 3 4. Garam 1 sdt 5. Jeruk nipis 1 buah, peras 6. ½ sdt kecap ikan 7. ½ sdt kaldu jamur 8. ½ sdt gula Memasak: Step 1: ungkep 1. Pisahkan bumbu dari 5 bungkus indomie, 2 untuk ungkep ayam, 2 untuk bumbu nasi, 1 untuk bumbui. Nasi pas udah mateng 2. Ungkep ayam pake 2 bumbu indomie, tambahkan sereh, daun salam dan gula aren 3. Kalo ungkep ayam sudah menyusut tinggal panggang ayam dengan api kecil di teflon Step 2: Nasi (masak menggunakan kompor, jika rice cooker lebih mudah tinggal tunggu matang) 1.

REVIEW: STRANGE WORLD, Yang punya anak, wajib deh nonton film ini!

Image
Pak Tatang mecahin kaca, Selamat datang dan selamat membaca. :) "Kita tidak bisa memaksa orang lain. mereka punya kehidupannya masing-masing, biarlah dia memilih, menjelajah dunia dengan bahagia" Genre film animasi selalu menjadi pavorit saya, dan tahun ini tidak banyak film animasi yang dirilis --makasudnya yang cukup laris dipasaran hanya DC League Super-Pets, selain itu pasaran didominasi oleh film genre superhero dan fantasi maupun horor,  khususnya di Indonesia, yang memang  film horor bagaikan jamur yang muncul dimusim penghujan. bejibun. Disney seperti kehilangan mantranya dalam film animasi. dari 2 film yang ditayangkan tahun ini, Lightyear dan Strange World, keduanya nya tidak ada yang sukses, ya walaupun Lightyear memiliki pendapatan lebih baik dibandingkan strange world, seenggaknya bisa balik modal. tapi untuk film yang akan dibahas ini, rasanya cukup jauh mengejar modal, mengingat di bioskop sekarang juga sedang tayang film yang ditunggu-tunggu sejak 13 tahun lal

Dari seorang guru, yang sedang belajar melangkah maju

dan inilah, sebuah sketsa ngalor ngidul lainnya, dari Muhamad Khoirul Ulum (BlokTizen) Masih ingat momen pertama kali ngajar, saat itu bertepatan dengan hari sabtu 4 November 2017, dan sejak saat itu saya "falling in love" with this world, until now. sudah hampir 5 tahun saya terjun didunia impian ini. mengapa impian?, karena mengajar adalah mimpi terbesar yang dipupuk semasa saya SD. dan sekarang, i am doing that dream like, everyday. 5 tahun itu bukanlah waktu yang lama, sangat sedikit pengalaman, banyak yang harus saya pelajari kedepannya. dan selama waktu itu, setidaknya saya, sebagai guru (guru-guruan -bukan guru betulan), jujur, dengan kerendahan hati, saya merasa tidak pantas memanggil diri saya guru. sangat banyak kurangnya. dan inilah salah satu renungan yang saya dapatkan: Sebenarnya. Tidak bisa tidak bawa hati di "pekerjaan" ini. Dan itu letak tidak enaknya. Saya sebagai orang yang bertahan (guru), dan mereka (murid) yang terus berkembang. Pernah di ajar,

Kayaknya lu gak pernah liat status gua, gua di hiden ya? ...

Image
  Sumber gambar : CNN Indonesia  tulisan ini bermula dari komentar salah satu teman. Mau tau jawaban singkatnya?. Ya!, Jawaban Panjangnya? Okeh, semua ini bermula ketika saya semester 8, dibulan awal tahun 2020. Nah pada saat itu banyak sekali teman-teman yang sudah proposal dan “pamer” surat tugas proposal itu dengan dijadikanya sebagai status. Jadi setiap saya liat status itu selalu ngadaredet tentang sidang proposal. Lalu apa hubungannya? Jadi, begini. Kondisi hati orang kan beda-beda ya. Ada yang ngelihat perkembangan teman yang sidang prososal ittu kan harusnya seneng ya. Ya saya juga senang karena itu kemajuan teman-tyeman saya. Tapi . . . ketika itu langsung membandingkan dengan diri sendiri yang pada waktu itu dengan segala problema nya, saya sendiri belum menginjak ke tahap tersebut. Lalu apa yang terjadi ketika tidak sengaja melihat status tentang sidang proposal? Yang terjadi pada saat itu saya merasa tidak berguna, dalam artian membandingkan kinerja sendiri dengan orang lai

Oh, Jadi itu namanya tidak Menghargai?.

Image
 Apa Susahnya si turun dari motor? Ilustrasi diambil dari bola.com  Tulisan ini berawal dari percakapan bersama teteh saya tadi malam yang membicarakan tentang tamu (?) yang istrinya masuk rumah dan duduk sedangkan suaminya hanya menunggu di motor diluar rumah, sudah di ajak ngobrol tapi  responya berbeda. Sampai pulang suami nya itu tetep enggan ke rumah. Sekedar masuk untuk bersalaman atau bertegur sapa. Tidak sama sekali. Akhirnya tamu suami istri dan anknya itu pergi. Teteh saya nyeletuk, “nah iya puguh males nya gitu, gak turun sama sekali dari motor”. Dari percakapan kejadian itu. Pikiran saya tiba-tiba membuka lembaran memori dari masa lalu. Waktu smp, teman saya pernah main kerumah. Nah ketika pulang dia dijemput sama tetehnya di depan jalan (yang tau rumah saya mungkin tahu, kalo rumah saya agak jauh dari jalan utama. Nah disitulah teteh temen saya menjemput dia). Ayah saya nyeletuk. “rul, emang rumah temen kamu itu sebagus apasih?” “e, ya bagus”... bla.. blaa... jawab saya “o